Faktor yang mempengaruhi, peningkatan M2 pada November 2019 terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih, ekspansi operasi keuangan pemerintah, serta akselerasi penyaluran kredit
Komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 18,7% (yoy) pada Januari 2021, meningkat dari 18,5% (yoy) pada bulan sebelumnya
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh akselerasi komponen uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi.
Bank Indonesia menyebutkan, peningkatan tersebut didorong oleh lebih tingginya pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) yang mencapai 11,2 persen (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh 4,5 persen (yoy).
Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 14,6% (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh 6,0% (yoy)
Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,9 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 9,3 persen (yoy).
Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6% (yoy)
BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 mencapai sebesar Rp8.300 triliun
Perkembangan M2 pada April 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit
Posisi M2 pada September 2023 tercatat sebesar Rp8.440 triliun atau tumbuh 6,0 persen year on year (yoy)